Waktu Sholat Subuh
Ketentuan rentang sholat subuh menurut kesepakatan ulama fikih dari terbitnya fajar (shadiq) sampai sebelum terbitnya matahari, jika matahari telah terbit, menandakan waktu subuh telah berakhir. Pendapat ini tertuang dalam beberapa kitab yang ditulis ulama fikih seperti al-Mabsut karya Syamsuddin al-Sarkhosi, Mawahibu al-Jalil li Syarhi Mukhtashor Kholil karya Abi Abdillah Muhammad bin Muhammad bin Abdurrahman al-Magribi, al-Majmu’ Syarh al-Muhazzab karya Imam Abi Zakariya Muhyiddin bin Syaraf al-Nawawi, Al-Mugni karya Ibnu Qudamah.
Hukum Sholat Subuh Berjama’ah Saat Terbit Matahari
ِApabila seseorang melewati rentang waktu ketentuan sholat subuh, sebagaimana penjelasan di atas, maka waktu sholat subuh berakhir. Dan wajib hukumnya mengganti (Qadha) sholat subuh yang telah dilewati.
Selain itu, ulama ahli fikih memperbolehkan mengganti sholat subuh berjama’ah saat matahari terbit. Bahkan mayoritas kalangan mazhab malikiyah, syafi’iyah dan hanabilah menetapkan hukum kesunnahan sholat berjam’ah tatkala waktu sholat subuh telah lewat.
Alā’ al-Dīn Abū Bakr bin Masʻūd al-Kāsānī dalam kitabnya yang berjudul Bada’i’ al-Sana’i’ fi Tartibi al-Syara’i’ memberikan keterangan bahwa jika seseorang telah melewati waktu sholat maka ia wajib menggantinya disertai adzan dan iqomah, hal ini juga berlaku pada suatu kelompok (jama’ah) yang melewati waktu sholat, wajib mengganti sholat tersebut dengan cara berjama’ah disertai dengan adzan dan iqomah. Dibawah ini adalah redaksi penjelasan al-Imam al-Kasani:
فإن فاته صلاة واحدة قضاها بأذان وإقامة، وكذا إذا فاتَتِ الجماعة صلاة واحدة قَضَوْهَا بالجمَاعة بأذانٍ وإقامة”ٍ “
Landasan Hukum
Pendapat para ulama fikih di atas dilandaskan pada sebuah kisah nabi Muhammad dengan para shahabat setelah kembali dari perang Khaibar menuju Madinah. Dalam perjalanan malam tersebut, shahabat Bilal diminta Nabi untuk berjaga-jaga agar waktu subuh tidak terlewati dikarenakan kantuk berat yang mereka rasakan saat perjalan. Namun, sayangnya Bilal juga tertidur, akhirnya tidak ada satu pun diantara mereka yang terbangun saat masuk waktu subuh, mereka terbangun setelah terbit matahari, lalu mereka mengganti sholat subuh secara berjama’ah. Berikut kisah lengkapnya:
حَدَّثَنِي حَرْمَلَةُ بْنُ يَحْيَى التُّجِيبِيُّ أَخْبَرَنَا ابْنُ وَهْبٍ أَخْبَرَنِي يُونُسُ عَنْ ابْنِ شِهَابٍ عَنْ سَعِيدِ بْنِ الْمُسَيَّبِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حِينَ قَفَلَ مِنْ غَزْوَةِ خَيْبَرَ سَارَ لَيْلَهُ حَتَّى إِذَا أَدْرَكَهُ الْكَرَى عَرَّسَ وَقَالَ لِبِلَالٍ اكْلَأْ لَنَا اللَّيْلَ فَصَلَّى بِلَالٌ مَا قُدِّرَ لَهُ وَنَامَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَأَصْحَابُهُ فَلَمَّا تَقَارَبَ الْفَجْرُ اسْتَنَدَ بِلَالٌ إِلَى رَاحِلَتِهِ مُوَاجِهَ الْفَجْرِ فَغَلَبَتْ بِلَالًا عَيْنَاهُ وَهُوَ مُسْتَنِدٌ إِلَى رَاحِلَتِهِ فَلَمْ يَسْتَيْقِظْ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَلَا بِلَالٌ وَلَا أَحَدٌ مِنْ أَصْحَابِهِ حَتَّى ضَرَبَتْهُمْ الشَّمْسُ فَكَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَوَّلَهُمْ اسْتِيقَاظًا فَفَزِعَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ أَيْ بِلَالُ فَقَالَ بِلَالٌ أَخَذَ بِنَفْسِي الَّذِي أَخَذَ بِأَبِي أَنْتَ وَأُمِّي يَا رَسُولَ اللَّهِ بِنَفْسِكَ قَالَ اقْتَادُوا فَاقْتَادُوا رَوَاحِلَهُمْ شَيْئًا ثُمَّ تَوَضَّأَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَأَمَرَ بِلَالًا فَأَقَامَ الصَّلَاةَ فَصَلَّى بِهِمْ الصُّبْحَ فَلَمَّا قَضَى الصَّلَاةَ قَالَ مَنْ نَسِيَ الصَّلَاةَ فَلْيُصَلِّهَا إِذَا ذَكَرَهَا فَإِنَّ اللَّهَ قَالَ { أَقِمْ الصَّلَاةَ لِذِكْرِي } قَالَ يُونُسُ وَكَانَ ابْنُ شِهَابٍ يَقْرَؤُهَا لِلذِّكْرَى (رواه مسلم)
Artinya: Telah menceritakan kepadaku [Harmalah bin Yahya At Tujibi] telah mengabarkan kepada kami [Ibnu Wahb] telah mengabarkan kepadaku [Yunus] dari [Ibnu Syihab] dari [Sa’id bin Musayyab] dari [Abu Hurairah], bahwa ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam kembali dari perang Khaibar, beliau terus berjalan di malam hari, ketika beliau diserang kantuk, maka beliau singgah. Beliau bersabda kepada Bilal “Hendaknya kamu yang mengawasi tidur kami malam ini!.” Bilal pun shalat sekemampuan yang ditakdirkan, sementara Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam tidur. Begitu juga dengan para sahabatnya. Ketika mendekati fajar, Bilal bersandar kepada unta tunggangannya, rupanya kedua mata Bilal terasa berat hingga ketiduran, dengan posisi bersandar kepada untanya. Di pagi harinya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam belum juga bangun, demikian juga Bilal, dan tak satupun dari sahabatnya yang bangun hingga mereka terbangun oleh sinar matahari yang menyengat. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam akhirnya yang pertama-tama bangun. Rasulullah Shallallahu ‘alahi wasallam merasa kaget dan menyeru: “Hei Bilal!” Bilal Menjawab; “Wahai Rasulullah, tadi nyawaku telah dipegang Dzat yang memegang nyawamu, demi ayah dan ibuku sebagai tebusanmu! Beliau lalu bersabda: “Mari tuntunlah hewan tunggangan kalian.” Para sahabat pun menuntun hewan tunggangannya, sesaat kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam berwudhu”. Beliau lalu memerintahkan Bilal supaya mengumandangkan iqamat shalat. Setelah itu Beliau mengimami shalat subuh bersama mereka. Selesai shalat, beliau bersabda: “Siapa yang terlupa shalat, lakukanlah ketika ingat, sebab Allah ta’ala berfirman “Dirikanlah shalat untuk mengingat-Ku.” QS. Toha 14. Yunus berkata; sedangkan Ibnu Syihab membacanya dengan lidzdzikraa (HR. Muslim).
Berdasarkan uraian di atas, sekalipun waktu sholat subuh telah lewat, lalu menggantinya dengan cara sholat berjama’ah maka hukumnya boleh bahkan disunnahkan menurut pendapat mayoritas ahli fikih.
Disarikan dari Dar al-Ifta’ al-Misriyah, nomor: 6859