Allah menciptakan Makhluk di alam jagat raya yang terbentang luas ini dengan berbagai bentuk. Setiap bentuk ciptaannya memiliki kelebihan dibanding yang lain. Berbeda dengan manusia, makhluk yang bertempat tinggal di bumi ini diciptakan dengan sebaik-baiknya bentuk dan ciptaan. Kenyataan ini telah dipertegas oleh Allah Swt dalam al-Quran yang berbunyi:
وَلَقَدْ كَرَّمْنَا بَنِىٓ ءَادَمَ وَحَمَلْنَٰهُمْ فِى ٱلْبَرِّ وَٱلْبَحْرِ وَرَزَقْنَٰهُم مِّنَ ٱلطَّيِّبَٰتِ وَفَضَّلْنَٰهُمْ عَلَىٰ كَثِيرٍ مِّمَّنْ خَلَقْنَا تَفْضِيلًا
Artinya: Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkut mereka di daratan dan di lautan, Kami beri mereka rezeki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan.
Sekurang-kurangnya, Imam al-Qurthubi dalam Tafsirnya menjelaskan kata “كَرَّمْنَا” ada tiga poin: Pertama, Allah menciptakan manusia dengan kemuliaan (كرما) dan kelebihan (فضلا) berupa kemampuan manusia dalam mengelola makanan, minuman, dan pakaian; ciptaan Allah yang lainnya tidak memilik kemampuan naluriah semacam ini. Kedua, manusia melebihi kesempuraan malaikat kecuali al-malaikat al-muqarabin. Syaikh Thahir bin Asyur dalam tafsir al-Tahrir wa al-Tanwir menginformasikan pada kita yang dimaksud dengan golongan al-malaikat al-muqarabin antara lain yaitu: Jibril, Israfil, Mikail, Izrafil. Lebih jauh, manusia dapat dipastikan lebih sempurna daripada Jin. Ketiga, manusia dapat mengatur dan memberdayakan hasil bumi untuk mengais rejeki demi kebutuhan hidup mereka sehari-hari, sehingga manusia dapat menjaga keberlangsungan hidupnya.
Ayat terakhir yang berbunyi “ وَفَضَّلْنَٰهُمْ عَلَىٰ كَثِيرٍ مِّمَّنْ خَلَقْنَا تَفْضِيلًا/ Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan” menyita perhatian para ulama berikut perbedaan pendapat diantara mereka. Sebagian kalangan mengatakan kata “عَلَىٰ كَثِيرٍ” sebagai ganti dari “الكل”, yang berarti manusia memiliki kesempurnaan dari seluruh makhluk, termasuk malaikat terkandung dalam kata “عَلَىٰ كَثِيرٍ”. Sedangkan sebagian kalangan yang lain menitikberatkan pada kata “ مِّمَّنْ خَلَقْنَا” yang mengandung arti bahwa manusia mempunyai kesempurnaan dari sebagian makhluk Allah, sehingga malaikat tidak masuk dalam kategori ini.
Syaikh Ramadhan al-Buthi dalam Kubra Yaqiniaat menampilkan data pandangan mayoritas Ahlu Sunnah wa al-Jama’ah bahwa manusia pilihan seperti para nabi lebih mulia dari para malaikat pilihan, dan manusia awam seperti orang-orang sholeh jauh lebih mulia dari malaikat yang awam. Sehingga Syaikh Ramadhan al-Buthi menyimpulkan bahwa manusia dapat dipastikan lebih mulia dan memiliki kelebihan dari makhluk yang lainnya, sedangkan kelebihan dan kemulian manusia dibanding dengan malaikat terdapat perselihan antar ulama karena masuk kategori ijtihad mereka.